Ranah

Ratok taragak dari rantau

Laba-laba

Together, everywhere, forever..

Be happy

Ceria mengejar impian.. tetap optimis walau jalan masih berdebu

Revolution

Menyaksikan sisa-sisa Revolusi Mesir di Tahrir Square

BBM club

Belajar,Berbagi, Mumtaz | Korean view - International Park

Sejarah kita tak bisa lepas dari orang, bangunan, dan tradisi. Di dalamnya kita temukan nilai-nilai, pola hubungan, budaya, dan juga peradaban. Pada ketiganya kita menyandarkan sebagian besar proses bertumbuh dalam hidup. Sebab hidup, adalah soal bercermin dari masa lalu dan masa sekarang, untuk masa depan. Oleh karena itu, Al Qur'an menyuruh kita berjalan, agar mata lebih terbuka, agar kita mau berpikir, mengambil pelajaran, dan mengerti. Maka, "Lihat Bangunan, Orang, dan Tradisi Negeri lain" #tarbawi 295

Minggu, 17 Januari 2021

InspirasiQu - 2; Alhamdulillahi ‘ala Kulli Haal

 

Seri Inspirasi Al Qur'an
Tadabbur Surat Al Fatihah ayat: 2

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Lafaz  الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  merupakan manifestasi dari kesyukuran yang telah diajarkan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya. Karena kita sudah diberikan kehidupan yang berlimpah nikmat dan kasih sayang Allah SWT dalam segala hal. 

Lafaz  الْحَمْدُ لِلَّهِ  menurut Imam Jalaluddin Al Mahalli , pengarang kitab Tafsir Jalalain, merupakan kalimat khabar yang maksudnya adalah segala bentuk pujian hanya ditujukan untuk Allah, bahwa Dia lah pemilik segala bentuk pujian dan sanjungan dari makhluknya, atau zat yang berhak untuk dipujibermakna pujian atas segala kesempurnaan sifat Allah dan atas segala kekuasaannya memberikan kebaikan dan keadilan atas makhluk-Nya, sehingga Dia lah yang layak mendapatkan segala bentuk pujian dan sanjungan tersebut. 

Selanjutnya kalimat رَبِّ الْعَالَمِينَ, yang terdiri dari kata رَبِّ dan الْعَالَمِينَ … berarti Dia lah pemilik seluruh ciptaan-Nya, seperti manusia, jin, malaikat, binatang, dan seluruh makhluk lainnya.  

As-Sa’adi menyebutkan dalam tafsirnya, lafaz رَبِّ َ  bermakna murabbi bagi seluruh alam. Dia yang menciptakan semua makhluk, menyediakan perangkat-perangkat kehidupan, dan memberikan mereka nikmat-nikmat yang agung, yang jika nikmat atau perangkat itu hilang maka makhluk tersebut tidak akan bisa bertahan hidup. 

Ada 2 bentuk tarbiyah Allah atas makhluknya; 

  • Tarbiyah secara umum, yaitu Menciptakan seluruh makhluk, memberi rezeki, dan memberikan petunjuk dan ilham bagi mereka untuk bisa memperoleh maslahat bagi kehidupannya. 
  • Tarbiyah secara khusus, berupa bimbingan untuk hamba-hamba pilihan-Nya, seperti; membimbingnya kepada keimanan, memberikan taufiq (kemudahan) bagi makhluknya untuk bisa mencapai keimanan tersebut, menyempurnakan keimanan, mencegah dari hal-hal yang bisa menggelincirkan atau menjauhkan mereka dari Allah.

Jadi secara umum, kita fahami bahwa ucapan الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ merupakan perasaan yang melimpah yang masuk ke dalam hati seorang mukmin, semata-mata karena ingat kepada Allah dengan segala nikmat dan karunianya. 

Adapun manusia tidak berhak atas segala pujian dan sanjungan, karena semuanya adalah milik Allah SWT. Sementara pujian-pujian yang didapatkan dari makhluk terkadang hanya disebabkan Allah masih menutupi aib-aib yang ada. 

Demikian juga tidak perlu risau karena pujian manusia, atau tidak mendapatkan apresiasi dari manusia. Cukuplah Allah yang akan memberikan nilai dari setiap amalan kita. Jika kita memahami hal ini, selamatlak kita dari sifat riya, sum’ah dan takabbur. 

Ada beberapa keutamaan kalimat pujian kepada Allah;

  • Ucapan الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  setiap memulai dan mengkahiri suatu pekerjaan merupakan salah satu kaidah tashawur Islami. 

    وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَىٰ وَالْآخِرَةِ ۖ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

    Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nya-lah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya-lah segala penentuan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (Qs. Al Qashash 70)
  • Memuji Allah menjadi motivasi agar kita senantiasa mengingat Allah. Karena kita senantiasa memahami keagungan dan keluasang kasih sayang Allah bagi semua makhluk-Nya.
  • Selain itu memuji Allah akan mendatangkan pahala kebajikan bagi yang membacanya. 

Diriwayatkan di dalam sunan Ibnu Majah dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah saw. bercerita kepada mereka

أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - حدثهم أن عبدا من عباد الله قال: "يا رب لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك" فعضلت الملكين فلم يدريا كيف يكتبانها. فصعدا إلى الله فقالا: يا ربنا، إن عبدا قد قال مقالة لا ندري كيف نكتبها. قال الله - وهو أعلم بما قال عبده - : "وما الذي قال عبدي؟" قالا: يا رب، أنه قال: لك الحمد يا رب كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك. فقال الله لهما: " اكتباها كما قال عبدي حتى يلقاني فأجزيه بها" ..


“Bahwasanya salah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah mengucapkan, "يا رب لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك".  (ya Tuhanku, kepunyaan-Mulah segala puji sebagaimana yang layak bagi keluhuran-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu). 'Maka, ucapan ini menjadikan kedua malaikat bingung sehingga mereka tidak tahu bagaimana yang harus mereka tulis. Maka, naiklah keduanya kepada Allah, lalu berkata, 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya seorang hamba telah mengucapkan suatu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana kami harus mulanya. ”Allah bertanya padahal Dia Maha Mengetahui apa yang diucapkan oleh hamba Nya, 'Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku' Mereka menjawab, 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya dia mengucapkan, " لك الحمد كما ينبغي لجلال وجهك وعظيم سلطانك".. 'Kemudian Allah berfirman kepada mereka, ‘tulislah sebagaimana yang diucapkan hamba-Ku itu hingga dia bertemu Aku, maka Aku yang akan membalasnya. '” 

Wallahu a’lam


Referensi:

  • Al Qur’anul Karim dan terjemahannya
  • Tafsir Jalalain (Jalaluddin Al Mahally dan Jalaluddin As-Suyuthi
  • Tafsir Fii Zhilalil Qur’an (Sayid Quthb)
  • Tafsir As-Sa’adi ( Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di) 


InspirasiQu-1; Awali dengan Basmalah

Seri Inspirasi Al Qur'an
Tadabbur Surat Al Fatihah ayat: 1 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

Surat Al Fatihah, atau Ummul Kitab, atau yang disebut juga dengan Sab’ul Matsani (7 ayat yang selalu diulang-ulang) diawali dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahim. Meskipun terdapat perbedaan pandangan para ulama tentang lafaz bismillah ini, apakah termasuk salah satu ayat dari surat Al Fatihah, atau hanyalah sebagai membuka atau pembatas antar surah dengan surah lainnya.  Namun pendapat yang lebih kuat menyebutkan bahwa Bismillah merupakan salah satu ayat dari surah Al Fatihah.

Arti lafaz بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ  secara makna bahasa adalah dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Lafaz  بِسْمِ اللَّهِ  menurut As Sa’adi, maknanya adalah memulai dengan setiap nama Allah, karena Allah memiliki banyak nama-nama yang baik (amaa ul husna). Sementara الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ  merupakan dua nama Allah yang agung, yang menunjukkan ke-Maha Luas-an pengasih dan penyayang-Nya atas semua makhluk.

Sayid Quthub dalam kitab tafsir Fii Zhilaalil Qur’an menyebutkan, bahwa memulai sesuatu dengan menyebut nama Allah merupaka adab yang diajarkan Allah kepada nabi-Nya, sesuai dengan wahyu pertama turun,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

“Bacalah. Dengan menyebut nama Tuhan-mu..”

Hal ini menjadi sebuah pemahaman yang fundamental bagi kita sebagai seorang beriman, bahwa menjadikan Allah sebagai sandaran suatu amalan adalah perkara wajib. Kita meyakini bahwasanya “Allah-lah yang Pertama dan Terakhir, yang Maha Nyata dan Maha Tersembunyi”. Maka ketika kita menjadikan nama  Allah sebagai andalan kita dalam memulai hal apapun, dan Allah sebagai tujuannya, maka rahmat, perlindungan, pertolongan dan kasih saying-Nya akan menyertai langkah kita. Dia akan menuntun kita kepada sesuatu yang baik, yang akan membawa kita kepada keselamatan dan kebahagiaan.

Sebaliknya meninggalkan Allah, tidak mengawali suatu perkara penting dengan nama Allah, akan membuat amalan tersebut terputus berkahnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan  Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ

“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam tabaqathnya)

Maka memulai sesuatu dengan bismillah, bararti kita telah menyambungkan suatu amalan dengan tujuan hakikinya, mengantarkan kita kepada rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT. Karena Allah Maha Rahman dan Maha Rahiim. Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Hanya Dia lah yang menghimpun dua sifat mulia tersebut.

Tatkala seseorang memulai pekerjaan baik nya dengan nama Allah, berarti ia sudah melakukan salah satu bentuk bentuk tawakkal terpenting. Artinya, ia menyadari bahwa tidak ada satupun makhluk yang bisa diandalkan, bahkan dirinya sendiri sekalipun, kecuali Allah lah zat yang bisa menjamin amalan tersebut sampai.

Maka mari kita jemput keberkahan hidup ini dengan senantiasa menghadirkan Allah dalam segala hal. Mari andalkan Allah saja. Karena rahmat dan kasih sayang-Nya maha luas. Wallahu a’lam.



Referensi:

  • Al Qur’anul Karim dan terjemahannya
  • Tafsir Jalalain (Jalaluddin Al Mahally dan Jalaluddin As-Suyuthi
  • Tafsir Fii Zhilalil Qur’an (Sayid Quthb)
  • Tafsir As-Sa’adi ( Abdurrahman bin Nashir As-Sa’adi)