Ranah

Ratok taragak dari rantau

Laba-laba

Together, everywhere, forever..

Be happy

Ceria mengejar impian.. tetap optimis walau jalan masih berdebu

Revolution

Menyaksikan sisa-sisa Revolusi Mesir di Tahrir Square

BBM club

Belajar,Berbagi, Mumtaz | Korean view - International Park

Sejarah kita tak bisa lepas dari orang, bangunan, dan tradisi. Di dalamnya kita temukan nilai-nilai, pola hubungan, budaya, dan juga peradaban. Pada ketiganya kita menyandarkan sebagian besar proses bertumbuh dalam hidup. Sebab hidup, adalah soal bercermin dari masa lalu dan masa sekarang, untuk masa depan. Oleh karena itu, Al Qur'an menyuruh kita berjalan, agar mata lebih terbuka, agar kita mau berpikir, mengambil pelajaran, dan mengerti. Maka, "Lihat Bangunan, Orang, dan Tradisi Negeri lain" #tarbawi 295

Sabtu, 22 November 2025

Catatan 3 Era: Skenario 18 Hari


Empat belas tahun lalu, revolusi Musim Semi Arab meletus, dimulai dari Tunisia dan dengan cepat menyebar ke Mesir, menuntut keadilan sosial, martabat, dan penggulingan rezim. 

Di Mesir, dalam 18 hari, peristiwa-peristiwa meningkat secara dramatis dan menginspirasi, yang berpuncak pada pengumuman pengunduran diri Mubarak dari kekuasaan, dan militer mengambil alih administrasi negara, yang memasuki fase baru di negeri piramida itu. 

Kronologi 18 Hari Revolusi Mesir (25 Januari - 11 Februari 2011)

Revolusi Mesir tahun 2011, juga dikenal sebagai Revolusi 25 Januari, adalah periode gejolak politik yang intens selama 18 hari yang berpuncak pada pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak.

Revolusi ini dipicu oleh seruan di media sosial dan dimulai pada 25 Januari, bertepatan dengan Hari Polisi Mesir, sebagai protes terhadap kekejaman polisi, korupsi, kemiskinan, dan upaya Presiden Hosni Mubarak untuk mewariskan kekuasaan kepada putranya, Jamal Mubarak. Sementara ia sendiri sudah berkuasa selama 30 tahun. 

Revolusi yang merupakan bagian dari "Arab Spring" ini juga dipengaruhi oleh Revolusi Tunisia. Aksi ini segera meluas, menuntut keadilan sosial, martabat, dan diakhirinya rezim otoriter.

Fase Awal: Protes dan Kekerasan (Hari 1-3)

Pada hari pertama, ribuan orang turun ke jalan di Kairo (Tahrir Square), Alexandria, dan Suez. Di Suez, tercatat korban tewas pertama di pihak pengunjuk rasa. Pada hari kedua dan ketiga, polisi merespons dengan kekerasan, menangkap ratusan pengunjuk rasa, dan melakukan upaya untuk membubarkan aksi duduk di Tahrir dengan paksa. 

Mantan kepala IAEA, Mohamed El Baradei, tiba di Mesir pada hari ketiga untuk bergabung dengan protes, memberikan dukungan simbolis yang signifikan.

Titik Balik: Jumat Kemarahan dan Intervensi Militer (Hari 4-5)



28 Januari dikenal sebagai Jumat Kemarahan (Jum'at al-Ghadab). Hari ini menjadi titik balik karena jumlah pengunjuk rasa meningkat drastis, bentrokan mematikan pecah, markas besar Partai Nasional Demokrat (NDP) - partainya Hosni Mubarak- dibakar, dan polisi menarik diri dari jalanan di banyak kota besar, menyebabkan kevakuman keamanan. 

Di tengah kekacauan, tank-tank tentara dikerahkan, namun kehadiran mereka di Tahrir Square sering kali disambut baik oleh para pengunjuk rasa. 

Pada 29 Januari, Mubarak mencoba meredam situasi dengan menunjuk Jenderal Intelijen Omar Suleiman sebagai wakil presiden pertamanya dan merombak kabinet, langkah-langkah yang gagal menenangkan massa.

Fase Penentuan: Eskalasi dan Perlawanan (Hari 8-16)

Meskipun ada upaya konsesi, tuntutan utama para pengunjuk rasa tetap:  "Mundurlah!" 

Mubarak menolak untuk mundur, memperingatkan adanya kekacauan. 



Pada 2 Februari, terjadi peristiwa berdarah yang dikenal sebagai Pertempuran Unta (Mawqi'at al-Jamal), di mana pendukung pro-Mubarak, beberapa di antaranya menunggang kuda dan unta, menyerbu Tahrir Square dan bentrok dengan pengunjuk rasa anti-pemerintah. Peristiwa ini, yang ditayangkan secara internasional, justru meningkatkan simpati terhadap para pengunjuk rasa dan memperkuat tekad mereka. 

Hari-hari berikutnya, termasuk Jumat Pelengseran (4 Februari), menyaksikan semakin besarnya kerumunan massa yang menuntut pengunduran diri segera Mubarak. 

Pada 10 Februari, setelah desas-desus tentang pengunduran dirinya, Mubarak menyampaikan pidato yang mengecewakan di mana ia hanya mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada Suleiman.

Puncak Revolusi: Pengunduran Diri (Hari 18)

Pidato Mubarak pada 10 Februari memicu kemarahan meluas dan seruan untuk pawai besar-besaran. Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) kemudian mengadakan pertemuan tanpa kehadirannya. 



Akhirnya, pada 11 Februari 2011, Wakil Presiden Omar Suleiman secara singkat tampil di televisi untuk mengumumkan bahwa Presiden Hosni Mubarak telah mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan kepada SCAF. Pengumuman tersebut disambut dengan perayaan massal dan gembira di Tahrir Square dan di seluruh Mesir, menandai berakhirnya 30 tahun kekuasaan Mubarak dan dimulainya periode transisi baru yang kompleks.

Bersambung... 


Jumat, 21 November 2025

Teruntuk Para Pemuda.. (1)


Apakah Kalian Tahu - Wahai Para Pemuda - Mengapa Kalian Diciptakan dan Apa Tugas Penting Kalian?

Kalian diciptakan untuk mewujudkan tujuan tertinggi dari penghambaan (ubudiyyah) kepada Allah dan tunduk sepenuhnya kepada-Nya, baik secara lahir maupun batin.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون 


 "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)


Kalian diciptakan untuk mengikuti manhaj (jalan) Rabbani yang datang dari sisi-Nya dan tidak mengambil kebatilan dari hadapan atau belakangnya.

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ 


"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Ali Imran: 85)

Kalian diciptakan untuk mengamalkan kesetiaan (al-wala') dan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta kaum mukminin.

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ 

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka rukuk (tunduk kepada Allah)." (QS. Ali Imran: 109)


Adapun tugas penting terbesar yang dibebankan Allah kepada kalian dan penciptaan kalian adalah untuk menegakkan hukum Allah di bumi dan mengeluarkan hamba-hamba-Nya dari penghambaan kepada sesama hamba menuju penghambaan kepada Allah Yang Maha Esa, serta mengeluarkan mereka dari kesempitan dunia menuju keluasannya, dan dari kezaliman kekufuran menuju keadilan Islam...

Kemudian, Apakah Kalian Tahu - Wahai Para Pemuda - Bagaimana Tugas Penting Ini Dapat Tercapai?

Tugas ini tercapai dengan kalian mewujudkan lima sifat dasar dan bertekad kuat untuk menanamkan serta memperdalamnya:

1. Dengan Iman yang Kokoh 

Iman yang tidak pernah goyah dan tidak pernah melemah.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

 

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujurat: 15)

2. Dengan Keikhlasan yang Tulus

Keikhlasan yang murni, yang tidak mengenal riya' (pamer) dan sum'ah (ingin didengar), dan mereka hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (hanif), mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus.

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ 

"Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan menjalankan perintah agama yang hanif, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Dan demikianlah agama yang lurus. 

(QS. Al-Bayyinah: 5)

3. Dengan Azam (Tekad Kuat) yang Teguh 

Azam yang tidak mengenal rasa takut dan tidak lemah, yaitu (sifat) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah dan takut kepada-Nya, serta tidak takut kepada seorang pun selain Allah.

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ (QS. Al-Ahzab: 39)


4. Dengan Amal yang Berkesinambungan 

Amal yang berkesinambungan, yang tidak mengenal kelemahan dan kemalasan.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ


"Dan katakanlah: 'Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Dan kalian akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan."(QS. At-Taubah: 105)


5. Dengan Pengorbanan yang Mahal

Pengorbanan yang tidak mengenal apa pun selain kemenangan atau syahadah (mati syahid).

أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ 


"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: 'Kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."(QS. Al-Baqarah: 214)


Pada hakikatnya, kelima sifat ini (iman yang kokoh, keikhlasan yang tulus, azam yang teguh, amal yang berkesinambungan, dan pengorbanan yang berharga) adalah karakter seorang kesatria yang menepati janji mereka kepada Allah.

Merupakan keistimewaan para pemuda yang tidak takut terhadap celaan orang yang mencela.

Karena pondasi Iman adalah hati yang cerdas, pondasi keikhlasan adalah akal yang bersih, pondasi tekad adalah rasa tanggung jawab yang kuat, pondasi dari dari amal adalah obsesi jiwa muda yang menggelora, dan pondasi pengorbanan adalah aqidah yang kokoh.

Dan semua sifat ini hanya terkumpul dengan sangat kuat pada diri para pemuda, dan sifat-sifat ini secara khusus dimiliki oleh para pemuda yang beriman.

Dari sinilah, pemuda yang beriman sejak dahulu dan kini, di setiap tahapan sejarah, adalah kebangkitan umat Islam, sumber kekuatannya, rahasia kekuatannya, kebanggaan dan kehormatannya, pembawa panji-panjinya, dan pemimpin barisannya menuju batas kemenangan dan pertolongan.

Bersambung.. 

Diterjemahkan dari buku "Hatta ya'lami Asy-Syabab", karya Abdullah Masih 'Ulwan


Selasa, 18 November 2025

Catatan 3 Era: Siapa Tokoh Kunci di Revolusi Mesir 25 Januari ?



Dalam gejolak Revolusi Januari 2011 di Mesir, sikap dan tindakan para pemimpin politik menunjukkan kontras yang tajam mengenai komitmen mereka terhadap aksi massa. 



Dr. Mohamed El-Beltagy dari Ikhwanul Muslimin (IM) merupakan salah satu tokoh yang memberikan bukti fisik adanya partisipasi IM sejak awal. Ia terlihat berdemonstrasi di depan Gedung Mahkamah Agung dan Lapangan Tahrir pada Hari Pertama, 25 Januari. Kehadiran ini menantang narasi yang menuduh IM datang terlambat dan hanya ingin menunggangi revolusi. 

Setelah Mubarak lengser, El-Beltagy menjadi pemimpin kunci dalam sayap politik IM, Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), sebelum akhirnya ditangkap dan dihukum berat pasca-kudeta 2013 karena perannya sebagai penentang rezim baru. 



Di sisi lain, Dr. Mohamed ElBaradei, ikon oposisi liberal dan pemenang Nobel Perdamaian, menghadapi kritik karena ketidakhadirannya di negara itu pada 25 Januari. Meskipun ia beralasan ingin memberi ruang bagi pemuda revolusioner, ketidakhadiran ini dipakai sebagai senjata oleh lawan-lawannya untuk mempertanyakan komitmennya. 

Setelah revolusi, ElBaradei menjadi pemimpin oposisi keras—melalui Front Penyelamat—melawan kekuasaan Presiden Mohamed Morsi dari IM, namun kemudian mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden sementara pasca-kudeta militer 2013 sebagai protes terhadap pembantaian para demonstran. 



Sementara itu, El-Sayyed El-Badawi Shehata, Ketua Partai Wafd, mewakili kelompok oposisi tradisional yang ragu-ragu. Pada 25 Januari, ia hanya mengizinkan anggotanya berpartisipasi atas tanggung jawab pribadi dan bukan atas nama dukungan partai, menunjukkan keengganan untuk mendukung penuh aksi yang berpotensi memutus hubungan dengan rezim Mubarak.

 Ironisnya, El-Badawi dan Partai Wafd kemudian bersekutu dengan ElBaradei dalam Front Penyelamat untuk menentang kekuasaan Ikhwanul Muslimin yang telah menunjukkan komitmen lapangan yang lebih jelas pada hari-hari awal revolusi.


Catatan 3 Era: IM dan Revolusi 25 Januari


Sejak awal pecahnya Revolusi 25 Januari 2011 di Mesir, Ikhwanul Muslimin (IM) secara konsisten menghadapi tuduhan mengenai ketidakikutsertaan awal dalam gerakan tersebut. Tuduhan yang beredar selama bertahun-tahun pasca-revolusi menuding bahwa IM tidak bergabung hingga 28 Januari, atau baru berpartisipasi setelah revolusi mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.

Namun, telaah terhadap pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Maktab Irsyad (Kantor Pusat) IM, yang ditandatangani oleh Pemimpin Umum mereka saat itu, Dr. Muhammad Badie, beberapa hari sebelum demonstrasi massal, memberikan konteks yang lebih jelas mengenai posisi resmi organisasi tersebut.

Fase Pra-Revolusi: Tiga Pernyataan Kunci

Pernyataan-pernyataan resmi IM dalam periode singkat setelah keberhasilan Revolusi Tunisia (14 Januari 2011) menunjukkan sikap yang progresif dan menuntut reformasi:

1. Pernyataan (Tuntutan Sepuluh) - 19 Januari 2011

Pernyataan ini dikeluarkan tak lama setelah lengsernya Ben Ali di Tunisia, yang berfungsi sebagai inspirasi dan pendorong bagi rakyat Mesir. IM mengucapkan selamat kepada revolusioner Tunisia dan menekankan pentingnya efektivitas rakyat dalam menghadapi rezim otoriter.

IM mencela keras kegagalan rezim Mesir dalam menanggapi tuntutan reformasi politik yang terus-menerus. Pernyataan ini mengajukan sepuluh tuntutan spesifik, yang utama meliputi:

 * Pencabutan status darurat.

 * Pembubaran Dewan Rakyat (Parlemen).

 * Amandemen konstitusi terkait pencalonan presiden.

 * Kebebasan membentuk partai dan surat kabar.

IM secara tegas memperingatkan pemerintah tentang kemungkinan timbulnya kemarahan rakyat yang tidak terduga jika tuntutan ini diabaikan.

2. Pernyataan Kedua - 23 Januari 2011

Dikeluarkan hanya dua hari menjelang 25 Januari, pernyataan ini berfokus pada eskalasi ancaman keamanan oleh rezim. IM mengutuk aparat keamanan yang memanggil dan mengancam para pemimpin IM di provinsi-provinsi dengan tindakan keras, termasuk penangkapan, jika mereka berpartisipasi dalam demonstrasi yang diserukan oleh kekuatan politik lain.

Pemimpin Umum IM, Dr. Muhammad Badie, menegaskan posisi organisasi: "Kami tidak akan pernah berada kecuali di tengah-tengah rakyat, berbagi keprihatinan dan harapan mereka..." Ini mengindikasikan bahwa meski ada ancaman, keputusan akhir IM adalah berpihak pada tuntutan rakyat.

Fase Setelah Pecahnya Revolusi: Penegasan Dukungan

Pernyataan Ketiga - 26 Januari 2011

Sehari setelah dimulainya aksi protes 25 Januari, IM mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa Mesir sedang menyaksikan peristiwa besar dan penting. Pernyataan tersebut mengakui gerakan rakyat yang damai, serius, dan efektif di Kairo dan kota-kota lain, dengan pemuda sebagai garda terdepan.

IM mengeluarkan tiga tuntutan kunci:

 * Gerakan pemuda 25 Januari harus terus memerangi korupsi, penindasan, dan ketidakadilan.

 * Pemerintah diminta untuk tidak mengabaikan tuntutan tersebut dan segera melaksanakan reformasi politik.

 * Penegasan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah bagian integral dari masyarakat Mesir, yang berbagi suka dan duka dengannya.

Sikap Rezim dan Media

Tanggapan dari pihak keamanan dan media yang loyal kepada rezim menunjukkan pengakuan mereka atas potensi mobilisasi IM:

 * Ancaman Keamanan: Pejabat keamanan negara secara langsung mengancam para pemimpin IM dengan penangkapan dan konfrontasi sengit. Dr. Essam El-Erian mencatat kecepatan respons ancaman ini.

 * Media Rezim: Surat kabar pro-pemerintah, seperti Al-Gomhuria, merespons pernyataan IM dengan serangan tajam, menuduh IM "menunggangi Revolusi Tunisia" dan berusaha "mencuri pemberontakan rakyat" untuk tujuan ideologis mereka, serta menuduh mereka menuntut pengakhiran negara sipil.

 * Media Oposisi: Surat kabar Al-Masry Al-Youm dan Al-Shorouk mengonfirmasi partisipasi IM dalam demonstrasi "Hari Kemarahan" 25 Januari, mencatat instruksi dari pimpinan IM agar anggotanya fokus pada Sepuluh Tuntutan dan menghindari bentrokan dengan aparat keamanan.

Dr. Muhammad El-Beltagy dan Dr. Essam El-Erian juga mengonfirmasi partisipasi IM melalui siaran pers dan wawancara dengan Al Jazeera, menegaskan bahwa keputusan telah diambil untuk tidak melarang anggota Ikhwan di seluruh provinsi untuk berpartisipasi.

Secara historis, dokumen-dokumen ini menunjukkan bahwa Ikhwanul Muslimin, meskipun menghadapi ancaman penindasan yang nyata, telah menetapkan tuntutan reformasi politik yang luas dan secara terbuka mendukung dan menyerukan partisipasi anggotanya dalam demonstrasi sejak tanggal 25 Januari, bahkan sebelum demonstrasi tersebut mencapai puncaknya pada 28 Januari.