Sabtu, 22 November 2025

Catatan 3 Era: Skenario 18 Hari


Empat belas tahun lalu, revolusi Musim Semi Arab meletus, dimulai dari Tunisia dan dengan cepat menyebar ke Mesir, menuntut keadilan sosial, martabat, dan penggulingan rezim. 

Di Mesir, dalam 18 hari, peristiwa-peristiwa meningkat secara dramatis dan menginspirasi, yang berpuncak pada pengumuman pengunduran diri Mubarak dari kekuasaan, dan militer mengambil alih administrasi negara, yang memasuki fase baru di negeri piramida itu. 

Kronologi 18 Hari Revolusi Mesir (25 Januari - 11 Februari 2011)

Revolusi Mesir tahun 2011, juga dikenal sebagai Revolusi 25 Januari, adalah periode gejolak politik yang intens selama 18 hari yang berpuncak pada pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak.

Revolusi ini dipicu oleh seruan di media sosial dan dimulai pada 25 Januari, bertepatan dengan Hari Polisi Mesir, sebagai protes terhadap kekejaman polisi, korupsi, kemiskinan, dan upaya Presiden Hosni Mubarak untuk mewariskan kekuasaan kepada putranya, Jamal Mubarak. Sementara ia sendiri sudah berkuasa selama 30 tahun. 

Revolusi yang merupakan bagian dari "Arab Spring" ini juga dipengaruhi oleh Revolusi Tunisia. Aksi ini segera meluas, menuntut keadilan sosial, martabat, dan diakhirinya rezim otoriter.

Fase Awal: Protes dan Kekerasan (Hari 1-3)

Pada hari pertama, ribuan orang turun ke jalan di Kairo (Tahrir Square), Alexandria, dan Suez. Di Suez, tercatat korban tewas pertama di pihak pengunjuk rasa. Pada hari kedua dan ketiga, polisi merespons dengan kekerasan, menangkap ratusan pengunjuk rasa, dan melakukan upaya untuk membubarkan aksi duduk di Tahrir dengan paksa. 

Mantan kepala IAEA, Mohamed El Baradei, tiba di Mesir pada hari ketiga untuk bergabung dengan protes, memberikan dukungan simbolis yang signifikan.

Titik Balik: Jumat Kemarahan dan Intervensi Militer (Hari 4-5)



28 Januari dikenal sebagai Jumat Kemarahan (Jum'at al-Ghadab). Hari ini menjadi titik balik karena jumlah pengunjuk rasa meningkat drastis, bentrokan mematikan pecah, markas besar Partai Nasional Demokrat (NDP) - partainya Hosni Mubarak- dibakar, dan polisi menarik diri dari jalanan di banyak kota besar, menyebabkan kevakuman keamanan. 

Di tengah kekacauan, tank-tank tentara dikerahkan, namun kehadiran mereka di Tahrir Square sering kali disambut baik oleh para pengunjuk rasa. 

Pada 29 Januari, Mubarak mencoba meredam situasi dengan menunjuk Jenderal Intelijen Omar Suleiman sebagai wakil presiden pertamanya dan merombak kabinet, langkah-langkah yang gagal menenangkan massa.

Fase Penentuan: Eskalasi dan Perlawanan (Hari 8-16)

Meskipun ada upaya konsesi, tuntutan utama para pengunjuk rasa tetap:  "Mundurlah!" 

Mubarak menolak untuk mundur, memperingatkan adanya kekacauan. 



Pada 2 Februari, terjadi peristiwa berdarah yang dikenal sebagai Pertempuran Unta (Mawqi'at al-Jamal), di mana pendukung pro-Mubarak, beberapa di antaranya menunggang kuda dan unta, menyerbu Tahrir Square dan bentrok dengan pengunjuk rasa anti-pemerintah. Peristiwa ini, yang ditayangkan secara internasional, justru meningkatkan simpati terhadap para pengunjuk rasa dan memperkuat tekad mereka. 

Hari-hari berikutnya, termasuk Jumat Pelengseran (4 Februari), menyaksikan semakin besarnya kerumunan massa yang menuntut pengunduran diri segera Mubarak. 

Pada 10 Februari, setelah desas-desus tentang pengunduran dirinya, Mubarak menyampaikan pidato yang mengecewakan di mana ia hanya mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada Suleiman.

Puncak Revolusi: Pengunduran Diri (Hari 18)

Pidato Mubarak pada 10 Februari memicu kemarahan meluas dan seruan untuk pawai besar-besaran. Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) kemudian mengadakan pertemuan tanpa kehadirannya. 



Akhirnya, pada 11 Februari 2011, Wakil Presiden Omar Suleiman secara singkat tampil di televisi untuk mengumumkan bahwa Presiden Hosni Mubarak telah mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan kepada SCAF. Pengumuman tersebut disambut dengan perayaan massal dan gembira di Tahrir Square dan di seluruh Mesir, menandai berakhirnya 30 tahun kekuasaan Mubarak dan dimulainya periode transisi baru yang kompleks.

Bersambung... 


0 komentar:

Posting Komentar