Kamis, 06 Juni 2019

Ramadhankan Hari-Harimu!

Ramadhan boleh berlalu, namun semangatnya tak boleh hilang. Ruh ketaatan yang sudah kita hidupkan selama hari-hari Ramadhan, harus tetap bersinar dan hidup walaupun bulan suci telah pergi. Karena inilah hakikat ketaqwaan yang kita cari selama Ramadhan.

Tsabat atau kokoh dengan ketaatan. Ini adalah pekerjaan besar kita setelah Ramadhan. Karena kesalihan bukanlah agenda musiman, melainkan perjuangan kita sepanjang hayat. Ketaatan musiman sama sekali tidak akan memiliki efek apa-apa bagi pelakunya. Ia hanya akan ikut-ikutan baik dan agamais jika Ramadhan datang, tapi setelah itu ia kembali ke masa lalunya.


لَا تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ: إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا، وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا، وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا، وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا
“Janganlah kalian menjadi orang yang suka ikut-ikutan, yang berkata, “Jika orang-orang baik, maka kami juga akan berbuat baik. Dan jika mereka berbuat zhalim, maka kami juga akan berbuat zhalim.” Akan tetapi mantapkanlah hati kalian, jika manusia berbuat baik kalian juga berbuat baik, namun jika mereka berlaku buruk, janganlah kalian berbuat zhalim.” (HR Tirmidzi)

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa tsabat dalam kesalihan?
1. Senantiasa Berdoa
Doa adalah senjata orang mukmin. Doa menjadi penghubung kita denga Allah, zat yang Maha Membolak balikkan hati. Maka mari selalu berdoa kepada Allah agar senantiasa diberi keteguhan dalam ketaatan dan kesalihan
اللَّهمَّ إنِّي أسألُك الثَّباتَ في الأمرِ، والعزيمةَ على الرُّشدِ
2. Senantiasa mengingat keutamaan dan pahala yang besar dari setiap ibadah. 
Allah dan Rasul-Nya senantiasa memotivasi orang beriman untuk melakukan kebaikan. Allah menjanjikan berbagai keutamaan dan pahala bagi siapa saja yang melakukannya. Ada yang diperoleh di dunia, ada juga yang Allah janjikan di akhirat. 

3. Rutin dalam ibadah, walaupun sedikit
Rutin melakukan ibadah sangat penting, walaupun sedikit dari segi kuantitas. Ini jauh lebih baik daripada melakukan suatu amalan yang besar, tapi hanya sekali. Karena rutin beramal mencerminkan amalan tersebut sudah menjadi kebiasaan hidupnya. Amalan yang dilakukan secara terus menerus, inilah barangkali yang akan mengantarkan seseorang ke syurga.

عن أمّ المؤمنين عائشة -رضي الله عنها- عن النبيّ -صلّى الله عليه وسلّم- أنّه قال: (يا أيُّها الناسُ، خُذوا مِن الأعمالِ ما تُطِيقُون، فإن اللهَ لا يَمَلُّ حتى تَمَلُّوا، وإنَّ أحبَّ الأعمالِ إلى اللهِ ما دامَ وإن قلَّ)

Dari 'Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda: Wahai manusia, beramallah sesuai kemampuan kalian, karena sesungguhnya Allah tidak pernah bosan, malainkan kalian sendiri yang bosan. Sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara rutin, walaupun sedikit.


4. Waspadai Rayuan Setan
Setelah Ramadhan, setan-setan yang tadinya dibelenggu kembali dilepaskan. Mereka akan kembali merayu manusia untuk kembali kepada dosa dan kemaksiatan. Mereka akan melancarkan berbagai upaya untuk melalaikan dan menjauhkan manusia dari ketaatan. 

Setan juga menanamkan rasa ujub dalam diri, merasa puas karena target-target ibadah Ramadhan telah berhasil diselesaikan, lalu berhenti beribadah. Atau hilangnya rasa diawasi oleh Allah, maka kepergian Ramadhan dianggap sebagai hari kebebasan melakukan apa saja. Na'udzubillah.


يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (Qs. Al A'raf:27)

Wallahu a'lam

-Paninggahan 02 Syawal 1440 H

0 komentar:

Posting Komentar