Jumat, 07 Juni 2019

Tsabat itu Berat, Dilan

Bertahan dalam ketaatan. Kedengarannya sih gampang, tapi nyatanya berat. Ada banyak rintangan yang menjadi penghalang seseorang untuk istiqamah dalam ketaatan dan ibadah. Godaan untuk futur (lemah semangat) berdatangan silih berganti, dari segala penjuru.

Beberapa penghalang seseorang dari tsabat dalam ketaatan antara lain:


  • Cinta dunia dan terlena dengan gemerlapnya
Dunia beserta gemerlap godaannya menjadi penghalan orang konsiaten untuk taat kepada Allah. Berbagai kesibukan dunia seringkali melalaikan dari akhirat.

Dunia beserta pernak-perniknya dijadikan indah, hingga manusia terobsesi dan berangan-angan meraihnya. Selanjutnya menghalalkan segala cara dan lupa akhirat.

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى 
Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al A’la: 16-17)

  • Berlebih-lebihan dalam hal mubah
Berlebih-lebihan dalam hal mubah juga bisa menghalangi kita dari tsabat dalam ketaatan. Banyak yang lost of control begitu datang hari raya. Baik dalam perkara makan dan minum, berpakaian, penampilan maupun dalam hal waktu. 

Terlena dengan semua itu menyebabkan lupa dan malas beribadah kepada Allah. Bahkan lebih jauh, jika tidak berhati-hati akan terjerumus pada hal yang dilarang oleh Allah

لا يَبْلُغُ أَحَدُكُمْ دَرَجَةَ التَّقْوَى حَتَّى يَدَعَ مَالَيْسَ بِهِ بَأْسٌ إِلىَ مَا بِهِ بَأْسٌ . رواه الترمذي

Tidaklah salah seorang di antara kalian dapat mencapai derajat taqwa sehingga ia meninggalkan sesuatu yang diperbolehkan karena khawatir terjerumus pada hal-hal yang tidak diperbolehkan. (HR Tirmidzi)

  • Jauh dari komunitas ketaatan
Di antara musibah yang seringkalu menimpa kita adalah jauh atau terpisah dari komunitas orang salih. Sehingga sangat jarang mendapatkan suntikan spiritual dan nasihat untuk selalu mengingat Allah. Akibatnya ruhiya lebih cepat gersang dan layu, hati mudah keras  dan iman sering menurun (futur).

Maka cintailah kesalihan dan senantiasa berinteraksi dengan orang salih. Senantiasa dekati tempat-tempat yang didalamnya berkumpul orang-orang salih, seperti masjid dan majelis ilmu. Atau sering bersilaturrahim dengan orang orang salih.

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Semoga Allah senantiasa kuatkan kita untuk istiqamah, sabar dan tsabat dalam ketaatan.

Wallahu a'lam.


-Paninggahan, 3 Syawal 1440

0 komentar:

Posting Komentar