Ranah

Ratok taragak dari rantau

Laba-laba

Together, everywhere, forever..

Be happy

Ceria mengejar impian.. tetap optimis walau jalan masih berdebu

Revolution

Menyaksikan sisa-sisa Revolusi Mesir di Tahrir Square

BBM club

Belajar,Berbagi, Mumtaz | Korean view - International Park

Sejarah kita tak bisa lepas dari orang, bangunan, dan tradisi. Di dalamnya kita temukan nilai-nilai, pola hubungan, budaya, dan juga peradaban. Pada ketiganya kita menyandarkan sebagian besar proses bertumbuh dalam hidup. Sebab hidup, adalah soal bercermin dari masa lalu dan masa sekarang, untuk masa depan. Oleh karena itu, Al Qur'an menyuruh kita berjalan, agar mata lebih terbuka, agar kita mau berpikir, mengambil pelajaran, dan mengerti. Maka, "Lihat Bangunan, Orang, dan Tradisi Negeri lain" #tarbawi 295

Jumat, 21 Juni 2019

Penjara Mesir yang Allah Abadikan - 2

Bismillahirrahmanirrahim

Reputasi dan obsesi Zulaikha, istri penguasa Mesir, al-Aziz membuat Yusuf dipenjara.  Skandal rayuannya terhadap anak angkatnya itu tersebar begitu cepat di seantero Mesir. Zulaikha menjadi bahan gunjingan. Aib tercoreng di wajah wanita terpandang istana al-Aziz. 

Ditambah lagi kesumat hati Zulaikha, lantaran Yusuf tak mau mengikuti keinginannya. Ia menilai Yusuf benar-benar tak tahu diri. Maka dalam 2 momen berbeda ia bertekad akan memenjarakan Yusuf, hanya sekedar pamer bahwa ia harus dihormati dan ditaati. Sudah kita bahas pada bagian 1.

Akan tetapi skandal ini benar-benar membuat pihak istana tidak bisa tidur. Akhirnya dihadirkan saksi untuk membuktikan siapa sebetulnya yang bersalah. Tentu saja mereka berharap nama baik Zulaikha bisa dilindungi dan Yusuf bersalah. 

Tapi kenyataannya justru berbeda. Baju Yusuf robek di bagian belakang, artinya Zulaikha yang bersalah. Dialah yang memperdaya Yusuf. Kebenaran menjadi terang. Semua yang mengikuti 'persidangan' tak bisa menolak kenyataan ini. 

Namun demi menyelamatkan harga diri keluarga istana, dan membungkam gosip di luar, mereka sepakat bahwa Yusuf tetap harus dipenjara. Harapannya adalah untuk membentuk opini publik, bahwa Yusuf terbukti bersalah dan ia dipenjarakan. Inilah manipulasi hukum yang dipaksakan, dan disetujui bersama-sama. Dan hakim yang memutuskan tahu kalau Yusuf terbukti tak bersalah. Tapi mereka tak berdaya, demi reputasi.

Allah SWT berfirman: 

ثُمَّ بَدَا لَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا رَأَوُا الْآيَاتِ لَيَسْجُنُنَّهُ حَتَّىٰ حِينٍ

Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu. (Qs. Yusuf: 35)

Dalam ayat ini terdapat setidaknya terdapat 3 poin penting: 

Pertama: Setelah melihat bukti-bukti yang nyata bahwa Yusuf tak bersalah, penguasa dan para menterinya berfikir keras untuk menutupi fakta yang sudah mereka lihat. Inilah karakter peradilan ala para diktator. Keputusan harus sesuai dengan apa yang mereka inginkan, sementara bukti harus menyesuaikan dengan selera penguasa. 

Kedua: Walau bagaimanapun, Yusuf tetap harus dipenjarakan. Sekalipun ia terbukti tak bersalah. Tapi ini demi menjaga martabat dan ego penguasa. Apa kata dunia? 

Benar, bahwa ini semua adalah skenario yang telah disiapkan Allah untuk menjaga kemuliaan hambanNya, Yusuf, as. Namun ini adalah pelajaran penting untuk manusia hingga akhir zaman. Ketika hukum menjadi alat kekuasaan, dan diputuskan oleh orang-orang yang memiliki 'kepentingan' , maka ia tidak akan mampu mewakili dan membela kebenaran. Apalagi yang menjadi objek bukan siapa-siapa. Maka inilah yang terjadi hingga hari ini. Hukum tumpul ke atas, dan tajam ke bawah.

Ketiga: Masa tahanan yang unlimited. Makna kalimat حَتَّىٰ حِينٍ menurut imam Qurthubi adalah: sampai waktu yang tidak ditentukan. Dalam hal ini para ulama tafsir memiliki perbedaan pandangan. 

Menurut Ibnu Abbas ra, kalimat حَتَّىٰ حِينٍ maksudnya adalah sampai desas-desus yang berkembang di publik berhenti, atau dilupakan. 

Sementara Sa'id bin Jubair berpendapat bahwa waktu yang dimaksud adalah 6 bulan. Ada juga pendapat lain yang menyebutkan 13 bulan, 9 tahun, 5 tahun, atau 7 tahun. 

Jika merujuk kepada pendapat yang dikemukakan oleh Qurthubi dan Ibnu Abbas, maka batasnya adalah sampai semua orang melupakan apa yang terjadi. Tentu saja ini adalah waktu yang sangat lama, karena yang terlibat adalah pembesar istana yang memiliki kekuasaan tanpa batas waktu.

Jadi tidak ada kepastian hukum. Lantaran hukum hanya menjadi alat kekuasaan para diktator dan masyarakat kelas atas. 

Kondisi ini bahkan masih terjadi hingga sekarang. Banyak yang sebetulnya tak bersalah, tapi dipaksakan menjalani hukuman, hanya karena mereka dinilai 'membahayakan' kepentingan tirani. Dengan berbagai dakwaan yang diada-adakan mereka akhirnya mendekam di penjara sampai waktu yang tidak ditentukan. 

Sekali lagi, Allah SWT tentu tidak akan menceritakan suatu perkara dalam Al Qur'an melainkan menjadi pelajaran penting bagi manusia sepanjang zaman. Wallahu a'lam


Kamis, 20 Juni 2019

Penjara Mesir Yang Allah Abadikan -1

Bismillahirrahmanirrahim,

Satu-satunya penjara dunia yang diabadikan penyebutannya oleh Allah SWT dalam Al Qur'an adalah penjara Mesir. Dalam bahasa Arab, penjara disebut dengan سجن. Allah SWT menyinggungnya dalam Al Qur'an sebanyak 10 kali. Sembilan kali Allah sebutkan dalam surat Yusuf dan satu kali dalam surat Asy-Syu'ara. 

Dalam kisah Al Qur'an tentang penjara Mesir ini, Allah pilihkan dua tokoh istimewa, nabi-Nya Yusuf dan Musa 'alaihimassalam. Kisah mereka berdua kemudian mengabadi, menjadi memoar yang tetap bisa kita baca dan saksikan hingga hari ini.

Adapun pengulangan penyebutan penjara dengan berbagai bentuk redaksinya, ternyata juga merupakan salah satu mu'jizat Al Qur'an. Allah menggambarkan begitu rinci tentang seluk kehidupan penjara Mesir, tentang orang-orang yang menghuninya dan tentang kediktatoran para penguasa sepanjang zaman.

Dari sini kita akan semakin yakin betapa kuat diksi bahasa Al Qur'an dan maha luas ilmu Allah. Semua itu agar kita mau mengambil ibrah.

Sekarang mari kita simak bagaimana Al Qur'an menceritakan. Allah SWT berfirman:

قَالَتْ مَا جَزَاءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوءًا إِلَّا أَن يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Wanita itu berkata: “Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?” (Qs. Yusuf: 25)

Adalah Zulaikha, istri pembesar Mesir yang jatuh cinta kepada anak angkatnya Yusuf. Ia tidak mampu mengendalikan perasaannya hingga ia nekat menjebak Yusuf untuk mengikuti hasratnya, mengkhianati suaminya. Namun Yusuf segera berlindung kepada Allah dan berlari menuju pintu keluar. Yusuf berhasil mencapai pintu yang sebelumnya sudah ditutup rapat oleh Zulaikha, dan Zulaikha berhasil menarik bajunya dari belakang hingga robek. Namun pada waktu bersamaan suaminya datang membuka pintu dan memergoki apa yang terjadi.

Dalam kondisi ini Yusuf hanyalah seorang anak angkat yang diselamatkan dari sumur dan dibesarkan oleh al-Aziz (pembesar) Mesir. Ia tak punya kuasa untuk membela diri, kecuali Allah sebagai pembelanya, dan ia menyadari hal itu sehingga ia memilih 'berlari' kepada-Nya dari godaan Zulaikha. 

Sementara di sisi lain, Zulaikha juga sadar betul siapa dirinya. Ia adalah seorang bangsawan, istri penguasa, punya kekuasaan di istana itu dan tentu saja tak ingin reputasinya hancur di hadapan suaminya dan Yusuf, sang anak angkat. Maka, sifat diktatornya pun muncul. Ia pun menggunakan ancaman 'penjara' demi melindungi harga diri dan obsesinya.

Ia pun mengulangi ancaman yang sama di hadapan para wanita Mesir, setelah mereka terpukau melihat ketampanan Yusuf dan menerima alasan kuat ketertarikan Zulaikha. Tanpa sadar telah melukai jari-jari mereka sendiri. Zulaikha pun berkata, sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya:

وَلَئِن لَّمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُوناً مِّنَ الصَّاغِرِين

Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina” (Qs. Yusuf: 32)

Ancaman penjara Zulaikha untuk memuluskan obsesinya. Ini kemudian Allah abadikan, dan ternyata inilah yang menjadi karakter warisan para diktator Mesir sepanjang sejarah. Mereka menggunakan ancaman yang sama bagi siapapun yang dianggap menghalangi kepentingannya. Mereka berfikir bahwa dengan cara ini mereka akan ditakuti dan ditaati.

Dan memang, jiwa-jiwa yang kerdil dan haus akan kehormatan akan ketakutan dengan ancaman ini. Namun tidak berlaku bagi Yusuf, lelaki bergelar as-shiddiq (yang jujur keimanannya pada Allah).

قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ

Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. (Qs. Yusuf: 33)

Akhirnya orang-orang yang jujur keimanannya pada Allah dan mencintai kehidupan akhirat, lebih memilih dipenjara, daripada ikut dengan segala tipu daya dan kemuliaan duniawi. Inilah Yusuf yang kemudian Allah abadikan dengan gelar as-shiddiq. 

Inilah keunikan penjara-penjara Mesir. Sepanjang sejarah hingga hari ini, sebagiaanya dipenuhi oleh orang-orang baik, yang rela dipenjara dan disiksa bukan karena kejahatannya, namun lantaran tak mau ikut dengan penguasanya. Dan ajaibnya lagi para penguasa dan hakim yang menjebloskan para tahanan tersebut mengetahui bahwa yang mereka penjarakan memang tidak bersalah. Mereka tidak mau diatur dan tidak pro dengan kepentingannya. Itu saja.


Tapi inilah barangkali 'kutukan' untuk mereka, lantaran mengabaikan kebenaran dan menjual kebenaran demi setetes gengsi duniawi. Hingga mereka dengan suka rela mewarisi karakter buruk, kediktatoran nenek moyang mereka, para Fir'aun dan kaki tangannya. Wallahu a'lam

-Bersambung


Senin, 17 Juni 2019

Selamat Jalan Presiden Mursi

Kabar duka hari ini menyelimuti dunia Islam. Mantan Presiden Mesir, Dr. Muhammad Mursi meninggal dunia, Senin (17/6) waktu Mesir. Ia diberitakan meninggal saat menjalani persidangan pada hari yang sama atas tuduhan spionase yang dijatuhkan atas dirinya oleh rezim kudeta As Sisi. Media Mesir melaporkan ia sempat jatuh pingsan dalam persidangan dan dilarikan ke rumah sakit, dan dikabarkan meninggal dunia pukul 16.50 waktu setempat.

Setelah melalui proses penanganan dari tim forensik, jenazah presiden ke-5 itu akan langsung dimakamkan di pemakaman umum di Nasr City, pada Selasa (18/6). Menurut keterangan yang dilansir dari media Rassd News Mesir, proses pemakaman hanya dihadiri oleh pihak keluarga dan kuasa hukum dengan pengawalan ketat dari pihak keamanan. 

Sebelumnya pihak keluarga telah meminta izin kepada pejabat berwenang Mesir untuk memakamkan Mursi di samping kuburan ibunya di Provindi Sharqeya, Delta Nil. Namun permintaan keluarga Mursi tidak dikabulkan.

Belum diketahui alasan pasti penyebab kematian Mursi yang tiba-tiba saat persidangan tersebut. Hanya saja menurut media televisi resmi Mesir, Mursi meninggal dunia karena serangan jantung. Sementara itu  Organisasi kemanusiaan "Amnesty Internasional"mendesak pihak berwenang Mesir menyelidiki kematian Mursi. 

"Kami meminta pihak berwenang Mesir untuk menggelar penyelidikan yang tidak memihak, transparan dan menyeluruh atas kematian Mursi, termasuk hukuman kurungan dan isolasi dari dunia luar," cuit Amnesty International dalam bahasa Arab, Selasa (18/6).

Mereka juga meminta penyelidikan atas perawatan kesehatan yang diterima Mursi. Amnesty International juga mendesak siapa pun pelaku penganiayaan harus mempertanggung jawaban tindakannya.

Apa reaksi atas kematian Morsi?

Partai Kebebasan dan Keadilan, yang memiliki kedekatan dengan organisasi yang kini dilarang, Ikhwanul Muslimin, mengatakan kematian Morsi identik dengan "pembunuhan", dan mendesak para pendukungnya berkumpul selama proses pemakaman dan berdemonstrasi di luar kedutaan besar Mesir di seluruh dunia.

"Mereka menempatkannya di ruangan tahanan khusus yang terisolasi selama penahanannya yang melebihi lima tahun, lalu menghalang-halangi pemberian obat-obatan dan menyediakan makanan yang buruk. Mereka mencegah dokter dan pengacaranya dan bahkan mencegahnya berkomunikasi dengan keluarganya. Mereka merampas hak asasi manusia yang paling sederhana," kata kelompok itu, seperti dikutip BBC, Selasa (18/6/2019).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang merupakan sekutu terdekatnya, menyalahkan pemerintah "tiran" Mesir atas kematian Morsi, sementara Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, yang merupakan sekutu terdekat lainnya, menyatakan kesedihan mendalam.

Crispin Blunt, anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif, yang sebelumnya memperingatkan tentang kondisi kesehatan Morsi, menyerukan penyelidikan internasional dan mengatakan pemerintah Mesir bertanggungjawab untuk menjelaskan kematian Mursi.

"(Mursi) ditahan di sel isolasi selama hampir enam tahun, yang berdampak besar atas kesehatan mental dan fisiknya. Dia secara efektif terputus dari dunia luar," kata Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Magdalena Mughrabi.

Direktur Human Rights Watch untuk Timur Tengah, Sarah Leah Whitson, mengatakan bahwa kematian Morsi mengerikan, tetapi dapat diprediksi.


Siapakah Dr. Muhammad Mursi?

Mursi yang bernama lengkap Muhammad Mursi 'Isa al-Ayyat lahir di  desa El-Adwah Provinsi Sharqiya di kawasan Delta Nil pada 20 Agustus 1951. Dia mendalami teknik sipil di Universitas Kairo pada 1970-an sebelum pindah ke Amerika Serikat untuk merampungkan studi tingkat doktoral. Sebelum terpilih sebagai presiden Mesir, Mursi pernah menjadi anggota parlemen Mesir periode 2000 - 2005, dan termasuk anggota parlemen terbaik. 
Pada pemilihan umum presiden Mesir tahun 2012 Mursi terpilih sebagai presiden Mesir ke-5, menggantikan presiden sebelumnya Hosni Mubarak yang terguling dalam revolusi Mesir 25 Januari 2011. Ia menjadi presiden Mesir pertama dari kalangan sipil, yang dipilih secara demokratis melalui pemilihan umum langsung, dan dilantik pada 30 Juni 2012.
Semasa menjabat sebagai pemimpin Mesir, Mursi telah melakukan berbagai kebijakan untuk memperjuangkan kebangkitan bangsa Mesir dan dunia Islam dari keterpurukan. Ia juga menjadi garda depan mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina, salah satunya adalah dengan mempermudah akses bantuan ke Jalur Gaza yang diblokade Israel. 
Terpilihnya Mursi sebagai presiden Mesir dari kalangan poros Islam yang dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin, menjadi puncak musim semi Arab. Harapan baru akan perubahan dan kebangkitan Islam tumbuh subur dan menjadi penyemangat berbagai gerakan Islam lainnya di kawasan Timur Tengah, bahkan juga dirasakan hingga tanah air. 
Namun perjalanan Mursi memimpin 'kebangkitan' Mesir tidak mudah. Berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh sebuah pemerintahan baru, membuatnya hanya bertahan satu tahun. Para penentangnya  dari kalangan sekuler, sosialis dan pendukung status quo (Pro Mubarak) terus melakukan berbagai manuver politik untuk melemahkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Mursi. Mereka melancarkan skenario chaos di berbagai wilayah. Mereka menyebut Mursi gagal memerintah selama masa kekuasaan yang bergolak serta menuduhnya membiarkan kelompok-kelompok berhaluan Islam mendominasi arena politik dan salah urus ekonomi.
Puncaknya adalah aksi gerakan tamarrud (pembangkangan) yang dilakukan oleh kubu oposisi pada 30 Juni 2013. Mereka turun ke jalan-jalan Mesir dan melakukan berbagai aksi kerusuhan, bertepatan dengan peringatan satu tahun kekuasaan Morsi pada 30 Juni 2013. Pada 3 Juli malam, junta militer dipimpin oleh Jendral Abdel Fattah As Sisi yang merupakan menteri pertahanan pemerintahan Mursi, melakukan kudeta atas pemerintahan Mursi. As-Sisi yang didukung oleh sejumlah tokoh, termasuk Grand Seikh Al Azhar Ahmed Thayeb membekukan sementara konstitusi dan mengumumkan pembentukan pemerintahan interim yang diisi oleh para teknokrat sebelum digelar pemilihan presiden baru. Sejak itu Mursi langsung ditetapkan sebagai tahanan dengan berbagai tuduhan atas dirinya. 
Hari-hari Keteguhan Mursi di Penjara 
Setelah Mursi digulingkan oleh As-Sisi, ia digantikan oleh PM interim Adly Mansur, yang ditunjuk oleh As-Sisi. Sejak itu ia di isolasi dari publik bahkan tidak diizinkan bertemu keluarganya. 
Mursi pun didakwa dengan berbagai tuduhan, diantaranya penyerangan demonstran di depan Istana negara, pemalsuan dokumen, membocorkan rahasia negara (spionase) dan sejumlah tuduhan lainnya. Ia mendapat vonis hukuman penjara lebih dari 45 tahun, bahkan vonis hukuman mati. 
Kendatipun demikian Mursi tidak menyerah, apalagi mengakui keabsahan rezim As-Sisi. Ia tetap menyatakan dirinya sebagai presiden Mesir yang sah, dan menentang kudeta militer atas dirinnya. Dalam beberapa kali persidangan atas dirinya, ia menyatakan akan terus memperjuangkan kedaulatan Mesir dan rakyatnya. Bahkan hingga persidangan terakhir yang dijalaninya pada 17 Juni 2019, dari balik kerangkeng besi, ia tetap tegar menyatakan pembelaannya terhadap demokrasi Mesir yang telah dirampas oleh kudeta militer. 
Namun tak dapat dipungkiri, selama dalam penjara militer, kesehatan Mursi mengalami penurunan. Banyak pihak menyorot pelayanan kesehatan untuk Mursi selaman di penjara tidak memenuhi syarat.
Detention Review Panel (DRP) dari parlemen dan pengacara Inggris, yang dimintai bantuan oleh keluarga Mursi, sebagaimana dilansir situs berita Aljazirah, pada Maret 2018 lalu, melaporkan bahwa mantan pemimpin Mesir  itu menerima perawatan medis yang tidak memadai, terutama mengenai perawatan diabetesnya yang juga tidak memadai, dan perawatan penyakit hatinya yang juga tidak memadai. 
Diolah dari berbagai sumber





Jumat, 07 Juni 2019

Tsabat itu Berat, Dilan

Bertahan dalam ketaatan. Kedengarannya sih gampang, tapi nyatanya berat. Ada banyak rintangan yang menjadi penghalang seseorang untuk istiqamah dalam ketaatan dan ibadah. Godaan untuk futur (lemah semangat) berdatangan silih berganti, dari segala penjuru.

Beberapa penghalang seseorang dari tsabat dalam ketaatan antara lain:


  • Cinta dunia dan terlena dengan gemerlapnya
Dunia beserta gemerlap godaannya menjadi penghalan orang konsiaten untuk taat kepada Allah. Berbagai kesibukan dunia seringkali melalaikan dari akhirat.

Dunia beserta pernak-perniknya dijadikan indah, hingga manusia terobsesi dan berangan-angan meraihnya. Selanjutnya menghalalkan segala cara dan lupa akhirat.

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى 
Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al A’la: 16-17)

  • Berlebih-lebihan dalam hal mubah
Berlebih-lebihan dalam hal mubah juga bisa menghalangi kita dari tsabat dalam ketaatan. Banyak yang lost of control begitu datang hari raya. Baik dalam perkara makan dan minum, berpakaian, penampilan maupun dalam hal waktu. 

Terlena dengan semua itu menyebabkan lupa dan malas beribadah kepada Allah. Bahkan lebih jauh, jika tidak berhati-hati akan terjerumus pada hal yang dilarang oleh Allah

لا يَبْلُغُ أَحَدُكُمْ دَرَجَةَ التَّقْوَى حَتَّى يَدَعَ مَالَيْسَ بِهِ بَأْسٌ إِلىَ مَا بِهِ بَأْسٌ . رواه الترمذي

Tidaklah salah seorang di antara kalian dapat mencapai derajat taqwa sehingga ia meninggalkan sesuatu yang diperbolehkan karena khawatir terjerumus pada hal-hal yang tidak diperbolehkan. (HR Tirmidzi)

  • Jauh dari komunitas ketaatan
Di antara musibah yang seringkalu menimpa kita adalah jauh atau terpisah dari komunitas orang salih. Sehingga sangat jarang mendapatkan suntikan spiritual dan nasihat untuk selalu mengingat Allah. Akibatnya ruhiya lebih cepat gersang dan layu, hati mudah keras  dan iman sering menurun (futur).

Maka cintailah kesalihan dan senantiasa berinteraksi dengan orang salih. Senantiasa dekati tempat-tempat yang didalamnya berkumpul orang-orang salih, seperti masjid dan majelis ilmu. Atau sering bersilaturrahim dengan orang orang salih.

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Semoga Allah senantiasa kuatkan kita untuk istiqamah, sabar dan tsabat dalam ketaatan.

Wallahu a'lam.


-Paninggahan, 3 Syawal 1440