Kamis, 09 Agustus 2012

Masa Depan Gerakan Mahasiswa Mesir

Revolusi 25 Januari secara resmi telah memberikan ruang gerak yang luas bagi gerakan mahasiswa (pemuda) Mesir.Sama halnya dengan Indonesia pasca reformasi 1998. Mahasiswa sangat aktif menyuarakan aspirasi dan control terhadap pemerintah. Perbedaannya, jika di Indonesia aktivitas mereka dimulai dari gerakan kampus, seperti BEM, LDK, dll.Sementara aktivitas mahasiswa Mesir lebih banyak yang bersifat ekstra kampus. Berbentuk LSM, ormas dll. Mereka lebih terbuka dan cakupannya lebih besar, dan akan mudah memobilitasi massa.


Gerakan Intra Kampus

1.    Ittihâd Thullâb Misr (Badan Eksekutif Mahasiswa Mesir)
BEM Mesir ini merupakan gabungan dari 20 universitas negeri yang ada di Mesir termasuk Universitas al-Azhar. Saat ini, Ahmad Umar (Ketua BEM Universitas  Zaqaziq & Mahasiswa IM) diamanahi sebagai Sekretaris Jendral BEM Mesir,  setelah Ahmad Umar memenangi pemilu mahasiswa Mesir yang dihadiri oleh 20 BEM universitas yang berlangsung dari tanggal 27-29 April 2012 bertempat di Maadi, masing-masing universitas mengutus 2 orang utusan, pemilu mahasiswa ini sendiri dihadiri oleh perwakilan dari Kementrian Pendidikan Tinggi Mesir, Dr. Asyraf Shabir.

Gerakan Ekstra Kampus


1. Jil Nashr al-Mansyûd (Generasi Pemenang Yang Diinginkan)
Gerakan ini merupakan sebuah organisasi yang dipelopori oleh para mahasiswa Ikhwanul Muslimin. Semasa rezim Mubarok, mahasiswa Jail Nashr al-Mansyûd bergerak secara diam-diam, setiap sebelum ujian semester, mereka selalu menyediakan kumpulan soal-soal dalam sebuah bundel untuk dibagikan kepada seluruh mahasiswa, dan ini mereka lakukan dengan hati-hati, namun setelah berhasilnya rakyat Mesir menurunkan Mubarok dari kursi kepresidenan, Jail Nashr al-Mansyûd langsung muncul kepermukaan secara terang-terangan, sejumlah aksi mereka lakukan tanpa ada rasa takut sama sekali, seperti aksi solidaritas terhadap rakyat Palestina, Somalia dan Suriah.

2. Nabdhul Azhar (Jantung al-Azhar)
 Nabdhul Azhar  merupakan sebuah organisasi mahasiswa yang digerakkan oleh mahasiswa al-Azhar yang memiliki ideologi salafy, gerakan ini muncul setelah rezim penguasa berhasil ditumbangkan. Diantara bentuk kegiatan mereka adalah, mengadakan seminar tentang pendidikan, bimbingan belajar dan yang lainnya.

3. Harakah Mishryyah min Ajli Taghyiyr -Kifâyah- (Gerakan Mesir Untuk Perubahan)
Gerakan ini merupakan kumpulan beberapa unsur yang mempunyai latar belakang berbeda, cuman mereka mempunyai satu misi yang sama, yaitu kembali menata ulang Mesir setelah Husni Mubarok lengser dari jabatan Presiden Mesir pada tahun 2004. Langkah awal yang mereka lakukan untuk memuluskan misi mereka ada melakukan penolakan terhadap pemilihan kembali Husni Mubarok menjadi Presiden Mesir untuk yang ke lima kalinya, mereka juga mencium adanya keinginan dari Husni Mubarok untuk mewariskan jabatan kepresidenan kepada anaknya, Jamal Mubarok. Mereka menyuarakn yel yel, Lâ Lit Tamdîd wa lâ lit Taurîts (katakan tidak untuk perpanjangan masa jabatan, katakan tidak untuk pewarisan jabatan).

Gerakan ini sangat berperan aktif dalam demonstari besar-besaran yang dilaksanakan di Tahrir Square pada tanggal 25 Januari untuk menumbangkan rezim Mubarok.

4. Harakah Syabâb 6th April (Gerakan Pemuda 6 April)
 Gerakan ini muncul pada tahun 2008 atas inisiatif beberapa orang pemuda yang merasa prihatin dengan kondisi Mesir dibawah tekanan rezim Mubarok. awal mula munculnya gerakan ini adalah ketika terjadinya mogok kerja yang dilakukan oleh para buruh di Kota Mahallah Kubro (Kota Pusat Industri Tekstil terbesar di Timur Tengah) pada tanggal 6 April 2008, kemudian para mereka seluruh  rakyat Mesir untuk mengadakan mogok bersama, ide Idhrab `âm (Mogok bersama) ini muncul berkat tulisan seorang wartawan yang bernama Majdi Ahmad Husein. Mereka menyuarakan Yel-Yel Khallîk fîl Bait (tetap saja dirumah).

Pemuda yang tergabung dalam gerakan ini tidak memiliki kecenderungan terhadap ideologi dan partai politik tertentu, demi menjaga keragaman dalam gerakan ini.

Gerakan 6 April merupakan gerakan yang awal-awal turun ke Tahrir Square untuk menyuarakan revolusi 25 Januari, mereka di koordinatori oleh seorang mahasiswa yang bernama Ahmad Mahir. Pada bulan September 2011, gerakan ini menjadi salah satu kandidat peraih hadiah nobel perdamaian.

Kemenangan Mursi dengan Proyek Kebangkitan Nasional memberikan ruang khusus bagi mereka untuk berperan aktif berkontribusi untuk bangsa dan tanah airnya dalam berbagai bidang.Tanpa mengenyampingkan peran mereka sebagai kontrol jalannya pemerintahan.Bahkan dalam peta strategi Proyek Kebangkitan Nasional, pemberdayaan dan peningkatan kapasistas pemuda dalam memaksimalkan kontribusinya.

Referensi:
www.in-former.org

0 komentar:

Posting Komentar