Revolusi 25 Januari
secara resmi telah memberikan ruang gerak yang luas bagi gerakan mahasiswa
(pemuda) Mesir.Sama halnya dengan Indonesia pasca reformasi 1998. Mahasiswa
sangat aktif menyuarakan aspirasi dan control terhadap pemerintah.
Perbedaannya, jika di Indonesia aktivitas mereka dimulai dari gerakan kampus,
seperti BEM, LDK, dll.Sementara aktivitas mahasiswa Mesir lebih banyak yang
bersifat ekstra kampus. Berbentuk LSM, ormas dll. Mereka lebih terbuka dan
cakupannya lebih besar, dan akan mudah memobilitasi massa.
1.
Ittihâd
Thullâb Misr (Badan Eksekutif Mahasiswa Mesir)
BEM Mesir ini merupakan gabungan dari 20 universitas negeri
yang ada di Mesir termasuk Universitas al-Azhar. Saat ini, Ahmad Umar (Ketua
BEM Universitas Zaqaziq & Mahasiswa IM) diamanahi sebagai Sekretaris
Jendral BEM Mesir, setelah Ahmad Umar memenangi pemilu mahasiswa Mesir
yang dihadiri oleh 20 BEM universitas yang berlangsung dari tanggal 27-29 April
2012 bertempat di Maadi, masing-masing universitas mengutus 2 orang utusan,
pemilu mahasiswa ini sendiri dihadiri oleh perwakilan dari Kementrian
Pendidikan Tinggi Mesir, Dr. Asyraf Shabir.
Gerakan Ekstra Kampus
1. Jil
Nashr al-Mansyûd (Generasi Pemenang Yang Diinginkan)
Gerakan ini merupakan sebuah organisasi yang
dipelopori oleh para mahasiswa Ikhwanul Muslimin. Semasa rezim Mubarok,
mahasiswa Jail Nashr al-Mansyûd bergerak secara diam-diam, setiap sebelum ujian
semester, mereka selalu menyediakan kumpulan soal-soal dalam sebuah bundel
untuk dibagikan kepada seluruh mahasiswa, dan ini mereka lakukan dengan
hati-hati, namun setelah berhasilnya rakyat Mesir menurunkan Mubarok dari kursi
kepresidenan, Jail Nashr al-Mansyûd langsung muncul kepermukaan secara
terang-terangan, sejumlah aksi mereka lakukan tanpa ada rasa takut sama sekali,
seperti aksi solidaritas terhadap rakyat Palestina, Somalia dan Suriah.
2.
Nabdhul Azhar (Jantung al-Azhar)
Nabdhul Azhar merupakan sebuah
organisasi mahasiswa yang digerakkan oleh mahasiswa al-Azhar yang memiliki
ideologi salafy, gerakan ini muncul setelah rezim penguasa berhasil
ditumbangkan. Diantara bentuk kegiatan mereka adalah, mengadakan seminar
tentang pendidikan, bimbingan belajar dan yang lainnya.
3.
Harakah Mishryyah min Ajli Taghyiyr -Kifâyah- (Gerakan
Mesir Untuk Perubahan)
Gerakan ini merupakan kumpulan beberapa unsur
yang mempunyai latar belakang berbeda, cuman mereka mempunyai satu misi yang
sama, yaitu kembali menata ulang Mesir setelah Husni Mubarok lengser dari
jabatan Presiden Mesir pada tahun 2004. Langkah awal yang mereka lakukan untuk
memuluskan misi mereka ada melakukan penolakan terhadap pemilihan kembali Husni
Mubarok menjadi Presiden Mesir untuk yang ke lima kalinya, mereka juga mencium
adanya keinginan dari Husni Mubarok untuk mewariskan jabatan kepresidenan
kepada anaknya, Jamal Mubarok. Mereka menyuarakn yel yel, Lâ Lit Tamdîd wa
lâ lit Taurîts (katakan tidak untuk perpanjangan masa jabatan, katakan
tidak untuk pewarisan jabatan).
Gerakan ini sangat berperan aktif dalam
demonstari besar-besaran yang dilaksanakan di Tahrir Square pada tanggal 25
Januari untuk menumbangkan rezim Mubarok.
4.
Harakah Syabâb 6th April (Gerakan
Pemuda 6 April)
Gerakan ini muncul pada tahun 2008 atas inisiatif beberapa orang pemuda yang
merasa prihatin dengan kondisi Mesir dibawah tekanan rezim Mubarok. awal mula
munculnya gerakan ini adalah ketika terjadinya mogok kerja yang dilakukan oleh
para buruh di Kota Mahallah Kubro (Kota Pusat Industri Tekstil terbesar di
Timur Tengah) pada tanggal 6 April 2008, kemudian para mereka seluruh
rakyat Mesir untuk mengadakan mogok bersama, ide Idhrab `âm (Mogok bersama) ini
muncul berkat tulisan seorang wartawan yang bernama Majdi Ahmad Husein. Mereka
menyuarakan Yel-Yel Khallîk fîl Bait (tetap saja dirumah).
Pemuda yang tergabung dalam gerakan ini tidak
memiliki kecenderungan terhadap ideologi dan partai politik tertentu, demi
menjaga keragaman dalam gerakan ini.
Gerakan 6 April merupakan gerakan yang
awal-awal turun ke Tahrir Square untuk menyuarakan revolusi 25 Januari, mereka
di koordinatori oleh seorang mahasiswa yang bernama Ahmad Mahir. Pada bulan
September 2011, gerakan ini menjadi salah satu kandidat peraih hadiah nobel
perdamaian.
Kemenangan
Mursi dengan Proyek Kebangkitan Nasional memberikan ruang khusus bagi mereka
untuk berperan aktif berkontribusi untuk bangsa dan tanah airnya dalam berbagai
bidang.Tanpa mengenyampingkan peran mereka sebagai kontrol jalannya
pemerintahan.Bahkan dalam peta strategi Proyek Kebangkitan Nasional,
pemberdayaan dan peningkatan kapasistas pemuda dalam memaksimalkan
kontribusinya.
Referensi:
www.in-former.org
www.in-former.org
0 komentar:
Posting Komentar