1.
Hubungan Mesir
dengan negara-negara kawasan (regional)
Terpilihnya Mohamad Morsi sebagai presiden
pertama yang dipilih lewat jalur
demokrasi murni membawa wajah baru bagi
keikaakn luar negeri Mesir kedepannya.
Ada beberapa targetProyek Kebangkitan Nasional terkait
hubungan dan kebijakan
luar negeri Mesir ke depannya:
a.
Mengembalikan
peran utama Mesir di tingkat regional Afrika dan memperkuat perjanjian baik
yang bersifat bilateral atau multilateral dengan sasaran utama melindungi
kepentingan bangsa Mesir baik didalam maupun luar negeri
b.
Menjaga
stabilitas keamanan regional dan kawasan teluk serta mendorong adanya kerjasama
antar negara-negara islam di kawasan Arab ke arah yang lebih baik dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan bangsa Mesir.
c.
Membangun segala
bentuk kerjasama dengan berbagai pihak dalam skala internasional, baik tingkat
kawasa Afrika, Asia maupun dengan negara-negara Barat. Dengan ini diharapkan
adanya kerjasama yang menguntungkan keduabelah pihak khususnya Mesir di tingkat
Internasional
d.
Meletakkan
dasar-dasar hubungan timbal balik dan memperjuangkan hak-hak bangsa Mesir di
luar negeri dan mamaksimalkan peran kedutaan dalam kebijakan politik untuk memecahkan
persoalan bangsa Mesir di negara yang bersangkutan
e.
Memanfaatkan
peran strategis Al-Azhar dan gereja sebagai sarana komunikasi dan diplomasi yang
bersifat keagamaan.
2.
Hubungan
Internasional (Mesir-Amerika Serikat)
Sejak pecah revolusi 25 Januari 2011, AS
terus berupaya memainkan peran baik mendorong percepatan demokrasi di
Mesir.Lewat pernyataannya Barrack Obama mendesak agar Mubarak segera mengakhiri
masa jabatannya.Dalam masa-masa selanjutnya AS terus memantau perkembangan
Mesir dari waktu ke waktu.Bahkan ketika berlangsung pemilu presiden mantan
presiden AS datang lagsung ke Mesir memantau jalannya prmilu pertama demokrasi
Mesir sepanjuang sejarah ini.
Ada kekhawatiran AS ketikamelihat
meningkatnya pamor gerakan Islam, terutama Ikhwanul Muslimin yang sebelumnya
dianggaporganisasi terlarang dan berbahaya.
Pengaruh IM kian terlihat menguat di tengah
gelombang revolusi Mesir. Beberapa fenomena terkait menguatnya pengaruh IM,
diantaranya:
a.
Keberhasilan referendum
19 maret 2011. Mayoritas suara bangsa Mesir sepakat dengan referendum ini,
mengubah seluruh konstitusi Mesir.
b.
Hilangnya
sebagaian besar dukungan pada partai tunggal pengasa NDP yang dibubarkan pada
April 2011. Pada waktu bersamaan tak ada kekuatan politik yang terkuat selain
Ikhwanul Muslimin. Beberapa analisa enilai IM akan mendapatkan kursi terbanyak
pada pemlu parlemen. Dan kenyataan menunjukkan bahwa targer 50% suara yang
ditargetkan IM tak meleset jauh. IM mendapatkan 30-40% kursi di parlemen.
Kemenangan IM dalam pemilu parlemen disusul
keikut sertaan IM dalam pilpres menyebabkan goncangan di pihak AS. Apalagi
didukung oleh pernyataan-pernyataan Israel yang mengisyaratkan kekhawatiran
akan masa depan Mesir yang cukup membahayakan kepentingan Zionis di kawasan
jika Mesir dipimpin oleh IM.
Seorang analis berkebangsaan Amerika, Eric
Trager mengungkapkan bahwa dimata IM adalah musuh yang berbahaya bagi AS
karena pemikirannya dianggap menyimpang dan dekatdengan kelompok “jhadiyyun”.
Pada saat yang sama petinggi IM telah mencap AS sebagai negara teroris, akibat
perlakuan mereka atas Iraq, Afghanistan dan Bosnia. Kemudian sikap IM yang
tidak mengakui hak-hak Israel atas Palestina. Akan tetapi AS tak punya pilihan
untuk membendung arus besar ini, disebabkan beberapa hal:
a.
Adanya peringatan
tegas Dewan Militer dan kekuatan-kekuatan politik sebelum pemilu digelar bahwa
AS tak berhak ikut campur dengan apa yang terjadi di dalam negeri Mesir.
Siapapun yang memenangkan pemilu demokrasi pertama ini, AS harus menerimanya.
b.
Pada waktu
bersamaan IM juga diminta untuk tidak ikut campur dala perang Arab Israel,
terutama terkait masalah Palestina.
c. Sebelumnya
pemerintah AS menyatakan dukungannya terhadap kekuatan liberal dalam menghadapi
peningkatan dukungan terhadap IM.
Dengan
ini AS hanya punya pilihan menjaga hubungan baik dengan pemerintah Mesir
mendatang. Hal ini juga didukung dengan kenyataan bahwa kekhawatiran AS bahwa
Mesir akan sama dengan Iran jika dipimpin oleh IM tidak memiliki alasan yang
kuat.
Ke
depan, hubungan Mesir dan AS hanya sebatas menjaga kepentingan-kepentingan
kedua negara. Mesir juga berkepentingan paran AS untuk mendukung proses
demokrasi.
Referensi:
*Amerika, Militer dan Ikhwanul Muslinin -Mohamed Saruji
Referensi:
*Amerika, Militer dan Ikhwanul Muslinin -Mohamed Saruji
0 komentar:
Posting Komentar