Kamis, 09 Agustus 2012

Masa Depan Perjanjian Camp David


Perjanjian Camp David adalah noda hitam sepanjang lembaran sejarah Mesir.Perjanjian ini menjadi sebuah pengakuan Mesir atas kedaulatan Israel sekaligus pil pahit untuk bangsa Palestina.Dengan perjajian itu Israel memiliki peluang besar untuk menguasai tanah Palestina, walaupun harus rela menarik mundur pasukannya dari Sinai.

Kemenangan IM merebut posisi pemerintahan di Mesir membentuk arah baru sikap dan kebijakan Mesir di kawasan termasuk hubungan dengan Tel. Aviv.Sejak lengsernya rezim Mubarak, hubungan diplomatik antara dua negara semakin memburuk.  Hal itu semakin terlihat ketika rakyat Mesir mulai terang-terangan memperlihatkan ketidak sukaannya pada Israel dengan melakukan demonstrasi  besar-besaran di kedutaan Israel Kairo. Kemarahan bangsa Mesir tak terkendali.Keretakan hubungan ini berujung keputusan Tel. Aviv menutup kedutaannya di Kairo.

Seorang analis Mesir, Muhamad Abdul Quddus dalam analisanya menyebutkan ada lima poin penting terkait perimbangan strategi yang akan diambil Mesir pasca revolusi:
1.    Adanya dorongan kuat dari kekuatan revolusi untuk memutus hubungan diplomatik dengan musuh (Israel). Namun kondisi Mesir yang masih labil belum memungkinkan untuk bertindak frontal. Maka sebagailangkah awal, pemerintah harus bisa menjaga interaksi, paling tidak jangan sampai mengaraj ke konflik nyata.
2.    Harus bisa menjaga stabilitas keamanan dan menahan pemicu konflik terutama di wilayah Sinai. Karena saat ini prioritas Mesir adalah membangun negara dari awal, mengganti seluruh kerusakan yang ditinggalkan rezim lama.
3.    Pentingnya peran Mesir membantu dan menyelamatkan hak-hak rakyat palestina, khususnya rakyat Gaza yang jumlahnya lebih dari satu juta jiwa. Mereka butuh pertolongan untuk membuka blokade yang diberlakukan Israel. Dan satu-satunya harapan adalah Mesir yang berbatasa langsung dengan Rafah.
4.    Mendorong rekonsiliasi nasional Palestina, mengakhiri pertikaian antara Hamas dan Fatah. Mesir pasca revolusi harus bisa bersikap netral dan mendorong persatuan antar du kelompok ini.  Kemudian bersama menentang proyek pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
5.    Memilih momen yang tepat untuk meninjau ulang poin-poin perjanjian Camp David. Dan yang paling prioritas adalah memperjuangkan kembalinya seluruh wilayah Sinai ke pangkuan Mesir.
Adapun untuk membatalkan seluruh perjanjian adalah hal yang mustahil, khususnya untuk saat ini. Dikarenakan berbagai pertimbangan:
1.    Kondisi Mesir yang masih labil. Pembatalan perjanjian tentu akan mengundang konflik. Dan tentunya Mesir tak menginginkan terjadinya konflik itu. Maka langkah yang mungkin diambil adalah dengan peninjauan ulang dan revisi beberapa poin. Dan opsi ini pun herus menunggu waktu yang tepat.
2.    Pemerintah Mesir masih tersandung di kebijakan, terutama yang berkaitan dengan perang. Saat ini kebijakan perang adalah wewenang Dewan Militer, sebagimana yang dimuat dalam poin-poin dekrit UU Penyempurna yang dikeluarkan dewan militer beberapa waktu yang lalu.

0 komentar:

Posting Komentar