Perjanjian
Camp David adalah noda hitam sepanjang lembaran sejarah Mesir.Perjanjian ini
menjadi sebuah pengakuan Mesir atas kedaulatan Israel sekaligus pil pahit untuk
bangsa Palestina.Dengan perjajian itu Israel memiliki peluang besar untuk
menguasai tanah Palestina, walaupun harus rela menarik mundur pasukannya dari
Sinai.
Kemenangan
IM merebut posisi pemerintahan di Mesir membentuk arah baru sikap dan kebijakan
Mesir di kawasan termasuk hubungan dengan Tel. Aviv.Sejak lengsernya rezim
Mubarak, hubungan diplomatik antara dua negara semakin memburuk. Hal itu semakin terlihat ketika rakyat Mesir
mulai terang-terangan memperlihatkan ketidak sukaannya pada Israel dengan
melakukan demonstrasi besar-besaran di
kedutaan Israel Kairo. Kemarahan bangsa Mesir tak terkendali.Keretakan hubungan
ini berujung keputusan Tel. Aviv menutup kedutaannya di Kairo.
Seorang
analis Mesir, Muhamad Abdul Quddus dalam analisanya menyebutkan ada lima poin
penting terkait perimbangan strategi yang akan diambil Mesir pasca revolusi:
1.
Adanya dorongan
kuat dari kekuatan revolusi untuk memutus hubungan diplomatik dengan musuh (Israel).
Namun kondisi Mesir yang masih labil belum memungkinkan untuk bertindak
frontal. Maka sebagailangkah awal, pemerintah harus bisa menjaga interaksi,
paling tidak jangan sampai mengaraj ke konflik nyata.
2.
Harus bisa
menjaga stabilitas keamanan dan menahan pemicu konflik terutama di wilayah
Sinai. Karena saat ini prioritas Mesir adalah membangun negara dari awal,
mengganti seluruh kerusakan yang ditinggalkan rezim lama.
3.
Pentingnya peran
Mesir membantu dan menyelamatkan hak-hak rakyat palestina, khususnya rakyat
Gaza yang jumlahnya lebih dari satu juta jiwa. Mereka butuh pertolongan untuk
membuka blokade yang diberlakukan Israel. Dan satu-satunya harapan adalah Mesir
yang berbatasa langsung dengan Rafah.
4.
Mendorong
rekonsiliasi nasional Palestina, mengakhiri pertikaian antara Hamas dan Fatah.
Mesir pasca revolusi harus bisa bersikap netral dan mendorong persatuan antar
du kelompok ini. Kemudian bersama
menentang proyek pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
5.
Memilih momen
yang tepat untuk meninjau ulang poin-poin perjanjian Camp David. Dan yang
paling prioritas adalah memperjuangkan kembalinya seluruh wilayah Sinai ke
pangkuan Mesir.
Adapun untuk membatalkan seluruh perjanjian
adalah hal yang mustahil, khususnya untuk saat ini. Dikarenakan berbagai
pertimbangan:
1.
Kondisi Mesir
yang masih labil. Pembatalan perjanjian tentu akan mengundang konflik. Dan
tentunya Mesir tak menginginkan terjadinya konflik itu. Maka langkah yang
mungkin diambil adalah dengan peninjauan ulang dan revisi beberapa poin. Dan
opsi ini pun herus menunggu waktu yang tepat.
2.
Pemerintah Mesir
masih tersandung di kebijakan, terutama yang berkaitan dengan perang. Saat ini
kebijakan perang adalah wewenang Dewan Militer, sebagimana yang dimuat dalam
poin-poin dekrit UU Penyempurna yang dikeluarkan dewan militer beberapa waktu
yang lalu.
0 komentar:
Posting Komentar